PENGANTAR HARDWARE DAN KOMPONEN ICT
MAKALAH
(REVISI)
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Teknologi
Pendidikan”
Oleh:
Muhammad
Husnur Rofiq
F05411
132
Dosen
Pembimbing:
DR.
As’aril Muhajir, M. Ag.
KONSENTRASI
PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM
PASCASARJANA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
A.
PENDAHULUAN
Seiring dengan
kemajuan IPTEK pada era global ini teknologi informasi dan komunikasi sudah
berkembang pesat dan canggih, teknologi informasi dan koomunikasi ini sangatlah
penting dalam membantu mempermudah kehidupan manusia, tentunya akan berhubungan
dengan masalah komputer, dan tidak akan
terlepas dari yang namanya hardware atau pun sofware. namun apakah kita tahu
apa hardware itu sendiri, padahal kan sehari-hari kita sudah menggunakannya.
dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, hampir di semua unit pendidikan
menggunakan ICT dalam penerapan pembelajarannya.
Pada saat ini
teknologi informasi tidak dapat lagi dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk pendidikan.[1] Di
sekolah, teknologi informasi digunakan mulai dari hal-hal sederhana untuk
membuat laporan, menyusun anggaran, mengelola data siswa, nilai, sampai pada
pemakaiannya dalam proses pembelajaran.
Dalam makalah
ini penulis akan menyajikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan hardware of
ICT sejelas-jelasnya, sehinggan pembaca tidak terlihat gaptek, apalagi sebagai
tenaga pendidik dituntut untuk menerapkan dan menggunakan media-media
pendidikan yang tersedia termasuk ICT, dan perkembangan ICT pun sangat pesat,
seperti adanya I-Pad, Tablet, dll yang umumnya menggunakan touch screen,
bahkan handphone akan terlihat elegan ketika ada fasilitas-fasilitas yang
modern seperti touchscreen meskipun harga sebenarnya tidak mahal.
Pendayagunaan
ICT (Information and Communication Technology) dalam pendidikan adalah
suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada
setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam
pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal.
ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk
pendidikan.
Untuk
mengoperasikan media-media yang semakin canggih itu setidaknya mengerti
bagian-bagian dari media itu sendiri, termasuk software dan hardwarenya.
Komputer misalnya, untuk mengoprasikannya dengan maksimal kita harus mengetahui
mana monitor, keyboard, mouse, dll.
Dalam makalah
ini akan dibahas tentang hardware ICT, sehingga pembaca yang khususnya yang terjun
didunia pendidikan tidak ketinggalan dalam mengikuti perkembangan teknologi
canggih yang sudah merajai dunia pendidikan.
B.
PEMBAHASAN
Pengertian dari
hardware atau dalam bahasa indonesianya
disebut juga dengan nama perangkat keras adalah salah satu komponen dari sebuah
komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba oleh manusia secara
langsung atau yang berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses
komputerisasi.
Hardware dapat
bekerja berdasarkan perintah yang telah ditentukan ada padanya, atau yang juga
disebut dengan istilah instruction set. Dengan adanya perintah yang
dapat dimengerti oleh hardware tersebut, maka hardware tersebut dapat melakukan
berbagai kegiatan yang telah ditentukan
oleh pemberi perintah. Hardware merupakan salah satu bagian dari komputer.
Jenis-jenis hardware antara lain memory, hard disk, motherboard, mouse,
keyboard, dll.[2]
Masing - masing hardware yang terdapat pada komputer telah mempunyai tugas
sendiri-sendiri sehingga menghasilkan sebuah sistem komputer yang utuh dan
bekerja dengan baik. Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin banyak pula
hardware yang terdapat di pasaran, terutama yang berhubungan dengan internet
dan multimedia.
Hardware atau Perangkat Keras bisa juga diartikan
sebagai komponen pada komputer yang dapat terlihat dan disentuh secara fisik.
Jadi, rupa secara fisik dari komputer dapat kita sebut sebagai Hardware atau
Perangkat Keras. Bagian-bagian dari Hardware antara lain sebagai berikut:[3]
1. Perangkat Input/Masukan: Merupakan Hardware
yang digunakan untuk memasukkan (Input) instruksi dari pengguna komputer
(User). Contohnya adalah Keyboard, Mouse, dan Joystick.
2. Perangkat Pemrosesan: Merupakan Hardware
yang terdapat pada sebuah komputer untuk memproses masukkan/input dari
pengguna. Contohnya adalah Prosesor pada sebuah komputer.
3. Perangkat Output/Keluaran: Merupakan
Hardware yang digunakan untuk menghasilkan suatu proses (output) dari pengguna
komputer (User). Contohnya adalah Monitor, Speaker, dan Printer.
Macam-macam
perangkat keras (hardware):
1. CPU (Central
Processing Unit)
Merupakan alat
yang berfungsi sebagai pemroses data.CPU berisi rangkaian sirkuit yang
menyimpan instruksi-instruksi pemrosesan dan penyimpanan data.
2. Monitor
Merupakan alat
yang mampu menampilkan teks maupun gambar dari data yang sedang diproses dalam
CPU.
3. Keyboard
Keyboard
merupakan alat untuk memasukkan data maupun perintah ke CPU, biasanya terdiri
atas rangkaian huruf, angka, dan tombol fungsi lainnya.
4. Mouse
Mouse merupakan
alat bantu untuk memberikan perintah dalam memproses data atau mengedit data.
5. Printer
Priter merupakan alat yang memproduksi keluaran data (output) berbentuk
cetak, berupa teks maupun gambar/grafik.
6. CD ROM
Alat tambahan
(alat peripheral) yang mampu menyimpan dan menuliskan data dan program
melalui media CD (Compact Disk).Alat ini didesain mampu menuliskan dan
membaca data atau program melalui sistem optik.
7. Compact
Disk (CD)
Media
penyimpanan yang terbuat dari bahan plastik.Proses penyimpanan dan pembacaan
data menggunakan sistem optik.
8. Floppy
Disk
Floppy disk merupakan alat tambahan untuk menyimpan atau menuliskan ke
dalam disket maupun sebaliknya, ukuran yang umum digunakan adalah ukuran 3,5
inchi.
9. Harddisk
Harddisk merupakan alat tambahan untuk menyimpan data dalam kapasitas besar
yang dilapisi secara magnetis, saat ini perkembangan harddisk sangat cepat dari
daya tampung dan kecepatan membaca data.Perlu kalian ketahui saat ini harddisk memang
mutlak ada dalam setiap komputer atau laptop sebagai penyimpan sistem operasi
yang permanen.
10. Scanner
Scanner merupakan alat Bantu untuk memasukkan data berupa gambar atau
grafik dan mengubahnya ke dalam bentuk digital sehingga dapat diproses dan
digabungkan dengan bentuk data yang berupa teks.
11. USB Flasdiks
Flasdisk merupakan tempat penyimpanan data yang paling digemari karena
kapasitasnya yang besar dan beragam selain itu ukurannya yang kecil memudahkan
kita untuk membawanya kemana-mana, hadirnya flasdisk telah menggantikan floppy
disk yang dulu sering digunakan untuk penyimpanan data yang portable,
kapasitas minimum flashdis adalah 128mb sedangkan untuk kapasitas maksimumnya
bisa mencapai 40 Gb, lebih kecil dibanding Harddisk External yang
kapasitasnya bisa mencapai 1 tera bite (1000 Gb).
Pada umumnya kita telah
mengetahui pengertian ICT, namun seringkali pengertian kita bermacam-macam.
Mungkin di antara kita ada yang mengartikan bahwa ICT adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan komputer. Sering pula di jumpai guru yang menganggap ICT
adalah urusan guru komputer semata-mata. Apakah kita sudah terbiasa
memanfaatkan ICT dalam pembelajaran?. Menurut penulis ICT tidak hanya
berhubungan dengan komputer saja, dan tidak hanya boleh dikuasai oleh guru
komputer, akan tetapi harus dikuasai oleh semua civitas akademika dalam lembaga
pendidikan tersebut, hal ini untuk memaksimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
ICT adalah Information
and Communication Technology dalam bahasa indonesianya adalah TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi). Pendayagunaan ICT dalam pendidikan adalah
suatu keharusan, karena suka atau tidak suka arus ICT telah mengalir pada
setiap aspek kehidupan . Oleh karena itu diperlukan perubahan paradigma dalam
pendidikan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pendidikan yang optimal.
ICT memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
pendidikan, untuk itu diperlukan suatu gerakan budaya pemanfaatan ICT untuk
pendidikan.[4]
ICT selalu
terdiri dari dua komponen yaitu hardware dan software. Hardware atau perangkat
keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya
terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan
software atau perangkat lunak adalah system yang dapat menjalankan atau yang
berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system
(OS), aplikasi, ataupun konten .[5]
Potensi ICT dalam pembelajaran sangat besar
dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran. Salah satu hasil
penelitian menyebutkan potensi TIK sebagai berikut: 10% membaca (teks), 20%
mendengar (sound), 30 % melihat (grafis/foto), 50% melihat dan mendengar
(video/animasi), 80% berbicara dan melakukan (interaktif).[6]
Bila kita gabungkan potensi TIK dalam pendidikan dapat kita lihat sebagai
berikut:
1. Memperluas
kesempatan belajar
2. Meningkatkan
efisiensi
3. Meningkatkan kualitas
belajar
4. Meningkatkan
kualitas mengajar
5. Memfasilitasi
pembentukan keterampilan
6. Mendorong belajar
sepanjang hayat berkelanjutan
7. Meningkatkan
perencanaan kebijakan dan manajemen
8. Mengurangi
kesenjangan digital
Potensi ICT dapat
memicu peserta didik untuk mengembangkan:
1. multy-sensory
delivery: visual, audio, kinestetik.
2. Belajar secara
aktif : interaktif, menarik minat (stimulating)
3. Eksplorasi aktif
4. Belajar kooperatif
(cooperatif learning)
5. Belajar mandiri (independent
learning)
6. Pengembangan
keterampilan komunikasi (communication skills)
7. Pengembangan
keterampilan yang diperlukan dalam era informasi
Peran penting integrasi ICT dalam proses
pembelajaran adalah untuk membangun keterampilan peserta didik, yaitu:
1.
keterampilan melek ICT dan
media (media literacy skills)
2.
keterampilan berpikir kritis
(critical thinking skills)
3.
keterampilan memecahkan
masalah (problem-solving skills)
4.
keterampilan berkomunikasi
efektif (effective communication skills)
5.
keterampilan bekerjasama
secara kolaboratif (collaborative skills).
Pengintegrasian ICT dalam proses
pembelajaran harus memungkinkan siswa menjadi partisipan aktif, menghasilkan
dan berbagi (sharing) pengetahuan /keterampilan serta berpartisipasi sebanyak
mungkin serta belajar secara individu sebagai mana halnya juga kolaboratif
dengan siswa lain.
C.
ICT
DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Diakui atau
tidak sekarang ini tidak sedikit guru dalam pembelajaran di kelas masih monoton
(ceramah). Termasuk didalamnya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Guru mengajarkan di depan kelas, sedangkan peserta didik senang atau
tidak harus mau mendengarkannya. Akibatnya, peserta didik merasa bosan dengan
mata pelajaran yang diajarkan Hal ini ditunjukkan dengan peserta didik yang
mengantuk, berbicara dengan teman, sering ijin keluar, menulis atau menggambar
dan aktifitas lainnya yang tidak ada hubungan dengan mata pelajaran tersebut.[7]
Padahal melihat
peranan mata pelajaran PAI di sekolah menempatkan posisi yang sangat strategis
dalam memberikan dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik ke depan. Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai
jenjang dasar sampai Pendidikan Tinggi.
Melihat begitu
pentingnya mata pelajaran PAI di sekolah, jangan sampai hanya formalitas telah
dilaksanakan, tetapi harus mempunyai makna bagi peserta didik. Diantara caranya
adalah dengan adanya inovasi pembelajaran. Salah satu bentuknya adalah
pembelajaran PAI berbasis Information and Communication Technology (ICT)
atau sering disebut dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).[8]
Sebenarnya
banyak guru PAI yang sudah menguasai ICT, tetapi masih sekedar dimanfaatkan
untuk mengetik. Padahal manfaat ICT dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan lebih
dari itu. Bentuk pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI adalah pertama,
penggunaan program powerpoint dalam proses pembelajaran PAI di kelas. Melalui
proram tersebut, guru tinggal menulis poin-poin penting materi yang akan
disampaikan. Agar lebih menarik, bisa juga guru menggunakan program macromedia
flash.
Tidak hanya tulisan yang dapat disampaikan ke peserta didik, tetapi
juga dapat menampilkan suara atau video yang berkaitan dengan materi tersebut.
Misalnya, dalam materi pembelajaran tentang Iman Kepada Hari Akhir, melalui
program ini peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan materi tersebut,
tetapi juga dapat ditampilkan ilustrasi tentang kiamat sughra dan kubra.
Pengalaman penulis ternyata, melaui pembelajaran seperti itu, peserta didik
lebih mudah memahami dan tertarik dengan materi tersebut.
Kedua,
menggunakan e-mail untuk mengumpulkan tugas dari peserta didik. Sekarang
ini yang biasa dilakukan guru kepada peserta didik dalam mengumpulkan tugas
melalui buku atau kertas. Bisa dibayangkan bagaimana kalau guru mengajar di 18
kelas. Masing-masing kelas berjumlah 40 siswa. Berarti ada 720 buku tugas atau
makalah yang menumpuk di bawah atau atas meja guru.
Pengumpulan
tugas melalui e-mail tersebut sekaligus mendidik kepada peserta didik
untuk mengurangi global warming (pemanasan global). Kita tahu bahwa
bahan baku kertas adalah berasal dari kayu. Artinya semakin banyak peserta
didik menggunakan kertas, maka bertambah banyak penebangan kayu untuk bahan
baku kertas. Tidak salah kalau sekarang ini hutan di Indonesia sekarang semakin
berkurang. Karenanya, hal ini peserta didik dilatih untuk mencegah global
warming sekaligus menyelamatkan dunia melalui meminimalisir penggunaan kertas.
Ketiga,
menggunakan mailling list untuk diskusi kelas yang diajarkan. Melalui mailling
list guru dapat membuat grup atau kelompok sendiri, bisa berupa satu kelas atau satu sekolah untuk
berkomunikasi. Di sini guru PAI menginformasikan materi pembelajaran yang akan
disampaikan pada pertemuan ke depan via mailling list. Sedangkan seluruh
anggota grup akan mengetahuinya dalam waktu yang bersamaan. Saat itu juga
peserta didik dapat mendownload materi tersebut dari rumah atau dimanapun
tempatnya asal ada jaringan internet.
Selain itu,
melalui mailling list guru dapat membuka ruang diskusi dengan peserta
didik. Selama ini peserta didik kesempatan bertanya masih terbatas di ruang
kelas, melalui program tersebut guru dapat membantu permasalahan yang dihadapi
peserta didik kapanpun dan dimanapun mereka berada.
Keempat,
menggunakan webblog untuk pembelajaran di dalam atau luar kelas. Ketika
disebut webblog, banyak guru yang bertanya-tanya pasti mahal biayanya.
Memang untuk website yang komersial, pengguna (user) harus
membayar sesuai dengan tarif, tetapi untuk webblog, pengguna tidak harus
membayar alias gratis. Dibanding dengan fasilitas ICT, webblog lebih
sempurna. Diantara kelebihannya adalah guru dapat menampilkan semua karya atau
hasil pemikiran yang dimiliki.
Webblog dapat digambarkan seperti surat kabar pribadi guru. Surat kabar
tersebut mau diisi apa tergantung pada guru. Hubungannya dengan pembelajaran,
guru dapat mengunggah (upload) semua materi pembelajaran PAI ke website.
Melalui media ini peserta didik dapat belajar tanpa dibatasi dengan ruang
kelas. Tidak hanya materi pembelajaran, tetapi juga latihan soal, hasil
ujian/ulangan atau materi lain yang berhubungan dengan materi PAI. Khusus hasil
ujian, selama ini peserta didik atau orang tua hanya mengetahui hasil ujian
miliknya sendiri, sedangkan hasil ujian temannya belum tentu tahu. Melalui
webblog, peserta didik dapat melihat hasil ujian secara keseluruhan. Sehingga
apabila ada kekeliruan, peserta didik atau orang tua dapat konfirmasi ke guru
mata pelajaran tersebut.[9]
Dari keempat
penggunaan ICT dalam pembelajaran, apabila dilakukan oleh guru PAI, maka akan
berdampak positif pada ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran PAI
di sekolah. Sehingga peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran PAI tidak
terpaksa, melainkan kesadaran dari diri sendiri. Pengalaman penulis dalam
memanfaatkan ICT dalam pembelajaran PAI, peserta didik selalu menunggu hal yang
baru. Suatu saat, penulis sengaja tidak menggunaan ICT, peserta didik banyak
yang bertanya dan lebih senang menggunakan ICT.[10]
Selain itu,
apabila dalam pembelajaran PAI di kelas, guru menggunakan ICT, hal ini akan
menyebarkan “virus” ke guru mata pelajaran lain agar melakukan hal yang sama.
Guru PAI saja yang seringkali dianggap ketinggalan dengan guru mata pelajaran
lain dalam pembelajaran di kelas menggunakan ICT, mengapa mata pelajaran tidak
memanfaatkan. Last but not least (Tidak ada kata terlambat) untuk
melakukan perubahan dalam pembelajaran.
D.
KESIMPULAN
Dalam
pengaplikasian ICT dalam pengembangan Pendidikan Agama Islam sangat perlu
dilakukan dan dikuasai, supaya tidak ada gap antara pendidikan konvensional dan
pendidikan agama Islam namun terlebih dulu harus sesuai pada kaidah Syariah dan
tujuan-tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Untuk
mengaplikasikan ICT dalam proses pembelajaran maupun yang terkait dalam semua
jajaran civitas akademika dalam suatu lembaga pendidikan, perlu ada subsidi
silang pembelajaran, maksudnya adalah agar guru yang sudah menguasai bisa
transformasi keilmuan mengenai ICT kepada guru atau civitas akademik yang masih
minim keilmuan mengenai ICT. Jika itu tidak memungkinkan maka harus ada Triner
of ICT.
Dalam
pendidikan karakter yang lagi booming di Indonesia saat ini sangat
memungkinkan sekali ditanamkan karakter sensitif sosial dan kejujuran dalam
pembelajaran ICT atau pengaplikasian ICT. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa
jika peserta didik dihadapkan pada pembelajaran ICT atau yang berkaitan dengan
itu akan terlena dalam dunia teknologi misalnya dunia maya, dan enggan
bersilaturrahmi atau semakin individualis.
Daftar Pustaka
Allens, Nancy, A
Planning Guide Information and Communication Technologies in Teacher Education
, Paris, Place de fontenoy, 2005.
Azra,
Azyumardi, Pendidikan Islam, Jakarta, Prenada Media Group, 2012.
Beswick,
norman, Commision on Instructional Technology Resource-Based Learning,
Virginia, 1997.
Departemen
Pendidikan Nasional, Blue Print TIK untuk Pendidikan, Jakarta, Depdiknas,
2005.
Kusnandar, Ade,
TIK untuk Pembelajaran, Jakarta, pustekom depdiknas, 2008.
Kholilurrohman,
“manfaat ICT dalam pembelajaran PAI”, dalam mediadanalatperagapaismadan
smk.blogspot.com
Moore, Peter, Environment
of E-Learning, UNESCO, 2003
Nasution, Teknologi
Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara,1994.
Soeharto,
Karti, Teknologi Pembelajaran, Pendekatan Sistem Konsepsi da Model, SAP,
Evaluasi, Sumber Belajar dan Media, Surabaya, SIC, 2003.
[1] Nasution, teknologi
pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,1994), 28.
[2] Nancy Allens, a
planning guide information and communication technologies in teacher education (Paris:
place de fontenoy, 2005), 58.
[3] Departemen
Pendidikan Nasional, blue print TIK untuk pendidikan (Jakarta:
Depdiknas, 2005), 29.
[4] Ade kusnandar,
TIK untuk pembelajaran (jakarta: pustekom depdiknas, 2008), 18.
[5] Ibid., 5.
[6] Ibid., 38.
[7] Azyumardi
azra, pendidikan islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), 23.
[8]
Kholilurrohman, “manfaat ICT dalam
pembelajaran PAI”, dalam mediadanalatperagapaismadan smk.blogspot.com (28 11
2011), 1.
[9]
Kholilurrohman, “manfaat ICT dalam
pembelajaran PAI”, dalam mediadanalatperagapaismadan smk.blogspot.com (28 11
2011), 1.
[10] Azra, pendidikan
islam, 13.